RADIO SINGOSARI TOPFM || 95.1 MHz ||MORE THAN JUST RADIO ||INSPIRING RADIO ||

Live Radio Streaming


KLIN MORE PLAYER
Post info

Labels: ,


Comments 0


Author: topfmbumiayu

topfm951.net Kabupaten Brebes yang memiliki luas wilayah kedua dan jumlah penduduk terpadat di Jawa Tengah, sangat berpotensi rawan pangan. Untuk itu, perlu dijaga ketahanan pangan seoptimal mungkin agar tidak terjadi rawan pangan. Apalagi, pola konsumsi masyarakat berupa padi-padian terutama beras mendominasi. Sehingga terjadi ketimpangan konsumsi pangan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Kabupaten Brebes Ir Iman Kridarso MSi saat dialog Moci Bareng Karo Uwane di Aula KKP Kamis (16/2).

Masyarakat, Kata Iman, diminta untuk menjaga diri ketahanan pangannya. Karena pada hakekatnya masyarakatlah yang paling utama sebagai objek dan subjek ketahanan pangan itu sendiri. Kita tidak bisa memaksa masyarakat untuk mengurangi makan nasi dengan mengganti konsumsi non beras. ”Meskipun sudah makan roti, jagung, ketela sampai kenyang, kalau belum makan nasi ya dikatakan belum makan,” tuturnya.

Tapi yang penting bagi kita, lanjutnya, terjaminnya ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu dan bergizi seimbang hingga ketingkat rumah tangga (RT).

Lumbung Pangan, merupakan solusi handal untuk menjamin ketersediaan pangan. Lumbung itu sendiri tidak melulu untuk menyimpan gabah tetapi juga bahan pangan lainnya. Seperti jagung, ubi, kacang dan lain-lain. ”Tapi yang utama adalah untuk menyimpan gabah,” terangnya. Di Kabupaten Brebes, hingga kini masih ada 78 lumbung pangan dari 297 desa dan kelurahan. Namun demikian hanya 58 lumbung yang aktif sedangkan 20 lumbung tidak aktif. ”Tahun ini kami akan menargetkan 10 lumbung agar aktif dan membangun 3 lumbung lagi,” paparnya. Menurut Iman, menghidupkan kembali lumbung pangan, memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Karena perlu peran serta masyarakat yang sinergis dan terintegrasi. ”Pengurusnya harus aktif dan dinamis,” tuturnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan, masyarakat perlu membudayakan keanekaragaman konsumsi pangan. Tidak hanya beras yang jadi konsumsi andalan, tetapi konsumsi hewani, umbi-umbian, sayur dan buah perlu ditingkatkan.

Tidak harus mahal, tetapi masyarakat bisa memproduksi sendiri dengan cara menanam dipekarangan masing-masing. ”Banyak sekali lahan produktif yang tidak dimanfaatkan oleh kita, yang sebenarnya bisa menjadi pangkal utama ketahanan pangan,” terangnya.

Dia juga menyarankan, agar jajanan di kantin-kantin sekolah tersedia anekaragam pangan. ”Jajanan anak-anak kita sangat tidak sehat dan tidak beraneka ragam,” ucapnya.

Demikian juga dengan berbagai dinas, kantor dan swasta dalam menyajikan konsumsi rapat perlu memperhatikan potensi lokal yang bahan dasarnya menu non beras. Seperti ubi kayu, ubi jalar, kentang, talas, sagu, jagung, gandum dan lain-lain.(humas)  

0 comments:


PROGRAM ACARA UNGGULAN : 05-06 NGAJI PAGI * 06-07 INFO PAGI*07-09 INDONESIA DANGDUT*09-11 LAGU JAWA* 11-13 KENANGAN*13-15 DANGDUT NGETOP*15-17 TREN MUSIK INDO* 19-21 MUSIK TO ORANG MUDA*21-00 TOPREQUEST

Studio/Office :

Jl. Raya Paguyangan No.12 Paguyangan (Bumiayu) Kab.Brebes 52276

Telp.0289 432995 | SMS Online | WA : 0856 0203 7951 | www.topfm951.net
CP | dispa dj |085326111234
Email: topfm951@yahoo.co.id