Live Radio Streaming
Post info
Labels: Berita, Brebes, Bupati Brebes, Culture, Festival, Hj. Idza Priyanti SE. MH, KALIGUA, Paguyangan, Wisata
Comments 0
Author: topfmbumiayu
Meruwat,
ruwat, atau dalam bahasa Jawa disebut sebagai ngruwat atau ruwatan adalah
sebuah cara membersihkan raga, jiwa, maupun prasarana seperti perangkat kerja,
agar terhindar dari keburukan. Di Kabupaten Brebes terdapat tradisi meruwat
ketel uap untuk mengenang sejarah berdirinya Perkebunan Teh Kaligua.
Ruwatan
Ketel Uap dikemas dalam Kaligua Culture Festival (KCF). Terdapat replika ketel
uap raksasa, gunungan hasil bumi serta sesaji diarak dari lapangan Argowisata
Kaligua menuju tempat penyimpanan ketel uap pabrik teh Kaligua, Desa
Pandansari, Kec Paguyangan, Brebes, Sabtu (27/7).
Administratur
PT Perkebunan Nusantara (PN) IX Kaligua Yudhi Purnomo menceritakan, tradisi
atau budaya di Kaligua tidak lepas dari sejarah berdirinya perkebunan. Awal
mulanya adalah ketika perusahaan akan dibangun pada 1879, mulai dibuka lahan,
dipersiapkan lahan dan pembibitan.
"Sepuluh
tahun kemudian, tahun 1889 perusahaan yang dikelola oleh Van De Joeng, mulai
mendatangkan mesin berat salah satunya mesin uap," ucap Yudhi.
Proses
mendatangkan mesin, kata Yudhi, selama 20 hari perjalanan dari Kretek ke
Kaligua. Diikut sertakan dalam rombongan kesenian tari ronggeng, untuk
menghibur tenaga pemikul ketel uap saat beristirahat. Adanya kesenian ronggeng
begitu kuat, lalu diangkat menjadi kesenian tari di Kaligua.
"Ke
depan kegiatan KCF bisa menjadi event tahunan yang lebih besar lagi, setiap
tahun dikemas lebih cantik dan lebih bagus lagi. Sehingga harapannya menjadi
event nasional, yang dibutuhkan yaitu suport dan batuan dari pemerintah
daerah," harap Yudhi.
Selain
itu, menurut Yudhi, pihaknya sangat mendukung KCF karena mengandung nilai-nilai
kebudayaan, yang selaras dengan visi perusahaan yaitu tumbuh berkembang bersama
mitra dan misinya mengembangkan argowisata di Kaligua.
"Akan
sangat membantu dalam pengembangan industri pariwisata di Kabupaten Brebes. KCF
yang pertama ini, akan menjadi embrio terhadap pelestarian budaya,"
pungkas Yudhi.
Pembukaan
KCF ditandai dengan prosesi penyerahan bendera merah putih dan bendera KCF
kepada Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH oleh rombongan napak tilas yang
berjalan dari Universitas Peradaban Bumiayu menuju lapangan pabrik Teh Kaligua.
Idza
sangat berharap KCT mampu melestarikan dan mengembangkan potensi daerah. Ia
melihat potensi KCF dapat menjadi momen memajukan sektor pariwisata.
"Semoga
bisa menjadi event tahunan. Mampu memajukan pariwisata agar perekonomian
masyarakat berkembang. Karena selain melihat kebun teh, wisatawan juga bisa
membeli cindera mata Kaligua," kata Idza.
KCF
yang menggusung tema "Berbudaya, Bersama, Berkarya dan Bergembira"
dimaksudkan agar masyarakat sadar dan melestarikan kebudayaan, walaupun pahit
masa lalu merupakan bagian dari sejarah.
"Kita
jangan melupakan sejarah, meskipun itu pahit. Apalagi sejarah itu memiliki
nilai arif dan kreatif. Menjaga agar budaya kita tidak pudar," beber Idza
Priyanti.
Kata
Idza, perhatian pemerintah daerah akan mendukung segala yang diupayakan,
seperti pembangunan akses ke tempat wisata yang akan didorong bersama.
Selain
prosesi ruwat ketel uap, ada pementasan tari ronggeng, musik kebun teh, pameran
karya komunitas, creative sharing atau taklshow kreatif, sarasehan budaya,
pesta seribu obor dan berbagai kegiatan kolaborasi dari para pelaku seni yang
ada di wilayah Brebes Selatan.
Turut
hadir, jajaran Forkopimda, SKPD Brebes, Forkopincam, serta ribuan masyarakat
terlibat dalam kegiatan ruwatan sejarah perdana tersebut. (BYU/WSD/topfm)
0 comments:
Posting Komentar