Live Radio Streaming
Pemerintah Kabupaten Brebes (Pemkab) akan menuntaskan permasalahan
Tuberculosis (TBC) pada tahun 2028 atau lebih cepat dari target
pemerintah pusat yang akan menuntaskan nya pada 2030. Hal tersebut
disampaikan Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH saat pertemuan Desa
Siaga TBC Kabupaten Brebes, di Pendopo Bupati, Rabu (2/9).
"Kami
bertekad akan menuntaskan kasus TBC pada tahun 2028, lebih cepat dia
tahun dari target pemerintah pusat," tekad Bupati Idza.
Idza
berkeyakinan, penyakit menular ini bisa diatasi bila semua sengkuyung,
peduli dengan penderita untuk berani sembuh dan mencegah penularannya.
Menurutnya,
TBC tidak bisa dibiarkan begitu saja, mengingat penyakit ini1 menular
dan berbahaya yang sudah memakan banyak korban baik di Indonesia maupun
dunia.
Penyakit TBC terjadi bukan hanya adanya masalah di sektor
kesehatan saja, tapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan di sekitar
tempat tinggal orang yang menderita TBC.
"Kita harus mengeliminasi semaksimal mungkin hingga tuntas di 2028," tandas Idza.
Kabupaten
Brebes, lanjutnya, masuk menjadi salah satu wilayah percontohan yang
akan melakukan usaha penuntasan TBC dengan menggandeng langsung
Kementerian Kesehatan RI.
Sebagai daerah terluas kedua se Jawa
tengah setelah Cilacap, dengan 17 Kecamatan, 192 Desa dan 5 kelurahan
dan jumlah penduduk yang padat perlu kerja ekstra keras.
"Permasalahan kesehatan di Brebes, perlu mendapatkan perhatian yang serius termasuk Tuberculosis (TBC)," tandas Idza.
Upaya pencegahan dan penanganan TBC yang dilakukan Dinas Kesehatan harus mendapatkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat.
"Semua
harus peduli, sebab salah satu faktor ketidaktahuan apa itu TBC,
menjadikan masyarakat banyak yang tidak mengerti kalau dirinya terserang
penyakit TBC," ucap Idza.
Untuk itu Bupati Brebes berharap
melalui forum ini akan muncul gerakan bersama dalam penuntasan TBC salah
satu upaya yang dilakukan di dalamnya tentunya dengan memberikan
wawasan pada Masyarakat tentang cara mengenali TBC itu sendiri.
Dirjen
Penanganan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr Achmad
Yurianto mengatakan, program ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut
rapat terbatas eliminasi TBC dan pencanangan Gerakan Bersama di sektor
kesehatan.
Achmad Yurianto menyampaikan masih banyak PR dibidang
Kesehatan yang sampai saat ini belum terselesaikan. Penyakit menular dan
tidak menular masih banyak terjadi, salah satu di dalamnya adalah TBC,
untuk itu perlu adanya pemahaman tentang problem yang terjadi sehingga
dapat dicarikan solusi penangan yang paling tepat.
Senada, Achmad
Yurianto mengajak adanya gerakan bersama untuk menuntaskan TBC. Perlu
adanya kerja sama dari lintas sektor guna melakukan pelacakan agresif
untuk menemukan penderita TBC.
“Sesuai instruksi Presiden kita harus cari dan temukan untuk kemudian obati hingga tuntas” ujar Riyanto.
Kata Yuri, Indonesia menjadi negara terbesar ketiga dalam kasus TBC setelah China dan India.
Jumlah
pengidap TBC di Indonesia, kata Yuri, sebanyak 840 ribu orang. Jumlah
itu berdasarkan prediksi pihak Kemenkes terhadap kasus yang ada.
Sementara jumlah pengidap yang berhasil di-notifikasi baru mencapai 550
ribu orang.
"Kalau di Indonesia angkanya 840 ribu orang, itu
prediksi kita dari kasus yang ada. Tapi yang bisa di-notifikasi baru 550
ribu. Artinya masih banyak kasus yang belum ditemukan. Kalau belum
diobati bisa menjadi sumber penularan di masyarakat. Ini yang kita
kejar," pungkas Yuri. (Yaser Arafat/Wasdiun/topfm)
0 comments:
Posting Komentar