Live Radio Streaming
Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH mengajak camat se Kabupaten Brebes
ke Desa Kaligiri Kecamatan Sirampog, yang telah berhasil
mengimplementasikan penanganan ibu hamil. Hal demikian dilakukan agar
dapat menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Kabupaten Brebes.
"Saya sengaja mengajak para camat untuk
mendengar serta melihat langsung strategi dan langkah penanganan ibu
hamil serta pasca kelahiran, sebagai implementasi gerebek wong meteng,"
ungkap Idza saat kunjungan di Balai Desa Kaligiri, Sabtu (17/10).
Kata
Idza, dalam implementasi gerebek wong meteng, ternyata Desa Kaligiri
telah melaksanakan sejak lama. Sehingga diharapkan bisa menjadi
percontohan di 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Brebes.
"Saya
melihat, keberhasilan Kaligiri karena konsistensi pendamping ibu hamil,
juga keterlibatan elemen masyarakat dalam penanganan sangat dirasakan
manfaatnya meskipun apa yang mereka lakukan secara sukarela," terangnya.
Lanjut
Idza, mereka mengalokasikan dana desa, urunan, serta penggunaan mobil
pribadi untuk operasional desa. Itu sangat membantu, karena hanya ada
satu mobil siaga desa. Sehingga cepat dalam pelayanan ibu hamil.
"Kita
harus tetap memperhatikan AKI dan AKB, meskipun saat ini masih
konsentrasi dengan covid 19. Ke depan akan dilakukan rakor camat serta
musyawarah desa untuk memetakan ibu hamil di wilayahnya masing masing,"
pungkasnya.
Kepala Desa Kaligiri Rosidi mengatakan, kegiatan
pendampingan ibu hamil dilakukan sejak 2013, dan dibentuk Forum
Kesehatan Desa (FKD), yang salah satu kegiatannya mengawal ibu hamil
dalam rangka menekan AKI maupun AKB.
"Saat itu dana desa belum
bisa digunakan. Namun kegiatan pendampingan tetap berjalan. Setelah dana
desa bisa digunakan, maka kami suport kegiatan kesehatan, termasuk
kegiatan pendampingan ibu hamil,” tutur Rosidi.
Sementara itu,
Sekretaris Desa Kaligiri Tarsono mengatakan, pihaknya terus mengusahakan
pendampingan termasuk mengoptimalkan peran kader posyandu. Satu ibu
hamil satu pendamping, bila masih tidak terpenuhi, dia menggunakan
sistem wali Ibu hamil dengan resiko tinggi.
"Ada 19 kader
posyandu di desa kami, peran masyarakat juga puskesmas juga turut
membantu, termasuk menjadi wali Ibu hamil dengan resiko tinggi," jelas
Tarsono yang juga Ketua FKD.
Menurut Tarsono, pernah ada kasus
kematian ibu terjadi yang disebabkan karena salah penanganan dan itu
yang menjadi pelecut FKD untuk terus bergerak. FKD terus melakukan
sosialisasi kepada ibu hamil, karena mereka makhluk langka yang harus
didampingi sampai pasca melahirkan. (Bayu Arfi/Wasdiun/topfm)
0 comments:
Posting Komentar