Live Radio Streaming
www.topfm951.net (Tonjong) - Pemerintah Kabupaten Brebes bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meresmikan infrastruktur jalan menuju Kampung Purba Galuh Timur dalam rangkaian acara tasyakuran dan Festival Kampoenk Purba Galuh Timur, Kamis (23/1/2025). Acara yang digelar di Lapangan Garuda, Desa Galuh Timur, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes ini menjadi langkah awal pelestarian situs bersejarah sekaligus pengembangan potensi wisata edukasi berbasis arkeologi.
Penjabat Bupati Brebes, Ir Djoko Gunawan MT, mengungkapkan bahwa pembangunan laboratorium dan pusat penelitian di Maribaya, Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu, menjadi kabar baik bagi Kabupaten Brebes. Penemuan fosil yang diduga berusia jutaan tahun di kawasan ini membuka peluang besar untuk penelitian lebih mendalam.
“Dengan adanya fasilitas ini, Brebes memiliki harapan besar untuk berkontribusi dalam penelitian sejarah purba. Namun, pelestarian kawasan Kampung Purba Galuh Timur juga menjadi tanggung jawab bersama agar artefak bersejarah tidak dirusak atau diperjualbelikan” ujar Djoko.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, yang turut hadir dalam acara tersebut, menekankan pentingnya kawasan Kampung Purba sebagai situs arkeologi bernilai tinggi. Salah satu fosil yang ditemukan di lokasi tersebut adalah Pithecanthropus Erectus, yang memperkuat status Kampung Purba sebagai harta sejarah nasional.
“Kampung Purba adalah warisan tak ternilai. Penting bagi kita untuk melindungi dan mengembangkan kawasan ini melalui kolaborasi lintas kementerian. Dengan begitu, manfaatnya dapat dirasakan oleh generasi mendatang,” kata Nezar.
Nezar juga menyoroti pentingnya memperkuat pembangunan infrastruktur yang telah dimulai oleh Pemkab Brebes dan BRIN untuk memudahkan akses ke kawasan tersebut.
Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, Dr Hery Jogaswara, menekankan pentingnya menjalin hubungan erat antara peneliti dan masyarakat setempat. Penelitian yang direncanakan di kawasan ini diperkirakan akan memakan waktu hingga tujuh tahun.
“Kami mengucapkan ‘kulonuwun’, atau dalam bahasa Sunda ‘sampurasun’, sebagai bentuk penghormatan kepada masyarakat. Para peneliti akan banyak berinteraksi dengan warga sekitar selama penelitian berlangsung,” ungkap Hery.
0 comments:
Posting Komentar