Live Radio Streaming

’’Tadinya saya bekerja sebagai tukang kayu. Tetapi karena umur sudah tua saya beralih jadi perajin rebana untuk mengisi hari-hari tua saya," kata Kasir yang mengaku mulai menggeluti rebana sejak 2000.
Rata rata dalam setiap bulan, Kasir mampu memproduksi 10 kodi beragam jenis rebana. Jumlah yang cukup produktif bagi perajin seumuran Kasir. Namun, dengan merendah, Kasir mengatakan, pekerjaan membuat rebana dibantu oleh seluruh anggota keluarganya.
Di Desa Kaliwadas, kasir tidak seorang diri menjadi perajin rebana. Lebih dari 50 persen warga Desa Kaliwadas bermata pencaharian sebagai perajin rebana. Mereka adalah pengusaha skala industri rumah tangga yang hasil produksinya disetorkan kepada pengusaha alat musik dan rebana di Desa Kaliwadas.
Karya para perajin reban Desa Kaliwadas sudah terbang ke mancanegara, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Sebagai usaha turun temurun, apakah keahlian membuat rebana bisa dipelajari setiap orang? Kasir menandaskan, asalkan tekun dan mau bekerja keras maka setiap orang mampu membuat rebana.
Bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat rebana, antara lain kulit kambing, kayu, serta bahan bahan tambahan lainnya, seperti cat dan paku. Sementara, bahan lain yang pergunakan yakni bahan bingkai rebana terbuat dari kayu mangga.
Pertama, kulit kambing dijemur. Setelah kering kemudian dipotong sesuai ukuran rebana. Setelah bingkai siap, selanjutnya kulit dipasang. ’’Pemasangan kulit ini memerlukan seseorang yang ahli. Sebab, jika tidak, suara yang dihasilkan tidak bagus," kata Kasir.
Tahap terakhir adalah pengecatan dan pengeringan. Selanjutnya, rebana siap disetor ke pengusaha yang ada di desa setempat. Berapa keuntungan yang diperoleh sebagai perajin rebana? Kasir hanya mengatakan, usahanya membuat rebana mampu menghidupi keluarga.( Sumber berita Bag. Humas dan Protokol )
0 comments:
Posting Komentar