Live Radio Streaming
Post info
Idza
Priyanti, Ingin Bermanfaat
Bagi Masyarakat (Edisi Hari Kartini)
Brebes
– Topmania, Bagi masyarakat Kabupaten Brebes, nama
Hj Idza Priyanti SE tidak asing lagi. Karena selain sebagai Bupati Brebes juga telah
dinobatkan sebagai ibunya masyarakat Kabupaten Brebes. Dari beliaulah telah
lahir komitmen-komitmen kuat untuk memajukan Kabupaten Brebes dengan
mengorbitkan berbagai kebijakan yang membawa perubahan signifikan. Ibarat habis
gelap terbitlah terang, sebagaimana yang dilakukan Kartini tempo dulu. Dia
telah membuktikan sebagai tokoh emansipasi wanita meneruskan perjuangan
Kartini.
Meski
sebagai Bupati, Idza Priyanti tetap sebagai seorang Ibu yang melayani suami dan
mengurus anak-anaknya. Terutama menjaga anak-anaknya agar sukses menempuh
pendidikan. Bahkan semua anaknya bersekolah di lembaga pendidikan yang berbasis
agama. Suatu ketika, diapun meneteskan air mata haru, ketika anak-anaknya
ternyata pandai membaca Al Quran dan meraih prestasi di sekolahnya.
Idza
mengaku, dirinya tergerak memajukan Kabupaten Brebes jauh sebelum menjadi
Bupati. Terbukti, telah membuka peluang tenaga kerja untuk profesi sopir,
kondektur, pelayan warung dan profesi positif lainnya, saat dia menjadi
direktur perusahaan otobis Dewi Sri dan warung makan Srikandi.
Istri
dari Kompol Drs H Warsidin MH bergerak tanpa batas membangun Kabupaten Brebes
dengan kekuatan hati, pikiran dan tenaga. Tanpa mengenal lelah, dia mencurahkan
segala kekuatannya untuk membangun Kabupaten Brebes. Ikhtiar keras guna menyelesaikan
berbagai problema masyarakat Brebes, seperti kemiskinan, keterbelakangan,
kesehatan, pendidikan, dan lain-lain tak pernah henti. “Saya pengin menginspirasi
wanita-wanita Brebes, juga wanita Indonesia dengan mencontoh Raden Ajeng
Kartini,” ucapnya tanpa bermaksud menyombongkan diri, ketika ditemui di
Pendopo, Rabu (20/4/16).
Tak
dipungkiri, Kabupaten Brebes tercatat sebagai daerah dengan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) terbuncit se Jawa Tengah. Namun ditangan Idza Priyanti bisa
bergerak naik satu digit menempati posisi 34 dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa
Tengah.
Kehadiran
Hj Idza Priyanti SE juga menjadi catatan sejarah tersendiri bagi Kabupaten
Brebes. Karena merupakan Bupati Perempuan Pertama di Kota Bawang. Sebelumnya,
selama kurun waktu 335 tahun, Kabupaten Brebes di bawah kendali seorang lelaki,
sehingga kehadiran Idza sangat fenomenal.
Perjuangannya sebagai Bupati,
melalui proses yang berliku hingga ke meja persidangan di Mahkamah
Konstitusional (MK). Walau pada akhirnya KPUD Brebes menetapkan pasangan Hj
Idza Priyanti SE dan Narjo SH (Idjo) sebagai Bupati dan Wakil Bupati Brebes
2012-2017.
Seiring
perjalanan waktu, lewat tangan kreatifnya, mampu menorehkan prestasi, menembus
keinginan rakyat dalam rangka memujudkan Brebes yang bersih, hijau indah aman
dan sehat (berhias).
Meski
demikian, kata Idza, prestasi yang terukir bukan semata-mata atas kerja pribadi
tetapi kerja seluruh masyarakat Brebes. “Semua atas kerja keras dan gotong
royong seluruh masyarakat Brebes,” ucapnya merendah.
Sepak
terjang anak pasangan H Ismail (Alm) dan Hj Rugayah ini tidak tertandingi.
Nyaris waktu 24 jam dalam sehari tidaklah cukup baginya untuk bekerja. Kadang,
agenda kerja yang padat teramat padat, merenggut seluruh waktu yang tersisa.
Sampai-sampai waktu untuk bercengkerama dengan keluarga diboyong disela-sela
kegiatan ketika hari libur tiba. “Saya kadang bawa anak-anak ke suatu kegiatan
seperti pengajian, out bond ataupun kegiatan lainnya yang berhubungan dengan
anak-anak,” terang Wanita kelahiran Tegal, 9 Januari 1971.
Meski
menjadi Bupati, sosok Idza dimata masyarakat terkesan sangat sederhana. Secara
detail, tidak pernah diperlihatkan perhiasan yang menempel di badannya.
Sehingga, terlihat anggun dengan balutan busana muslimah. Dia tidak menunjukan
gaya bersolek yang berkonotasi memberi kesan hanya mempermak wajah dengan aneka
make up yang seronok, malah estetik.
Penampilannya
di muka publik mencerminkan sikap dan semangat membangun Brebes yang lebih
berkarakter. “Kami ingin membangun Brebes dengan sentuhan-sentuhan pembangunan
yang berkarakter,” tekadnya.
Dalam
artian, tidak hanya membangun secara fisik tapi juga psikis, pembangunan yang
seimbang antara pembangunan jasmani dan rohani.
Dia
terkenal dengan mengusung konsep enam pilar pembangunan kabupaten Brebes. Enam
pilar tersebut, satu demi satu semakin dikokohkan terbukti, hasilnya telah
dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat dari tepian pantai hingga pucuk gunung.
Enam
pilar tersebut yakni, pertama, memberikan santunan kematian bagi keluarga tidak
mampu sebesar Rp 1 juta. Kedua, menerima aspirasi masyarakat langsung dalam
bentuk Open House. Ketiga, memberikan dana operasional bagi RT dan RW. Keempat,
meningkatkan kesejahteraan para guru ngaji, guru madin, imam mushola, imam
masjid, dan Hafidz-Hafidzah. Kelima, meningkatkan ekonomi kerakyatan. Dan
Keenam, memperbaiki sarana dan prasarana atau infrastruktur.
Idza
juga telah membuka kran selebar-lebarnya untuk para investor. Puluhan pabrik
berskala nasional dan internasional telah banyak berdiri di sepanjang pantura
Brebes dan puluhan investor tengah antri dalam proses perizinan dan pendirian
pabrik. “Yang jelas, Saya ingin menjadikan Brebes sebagai Kabupaten Pro
Investasi,” kata Ibu dari Raihana Raka, Elshanti Nabihah Salma, Elshinta Nafita Salma,
dan Moh Rafi Danendra.
Sebagai bukti pro investasi, dia
bersama DPRD akan merevisi Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Brebes.
Idza juga menggelontorkan untuk
dunia pendidikan agar masyarakat Brebes tidak hidup dalam kegelapan ilmu dan
pengetahuan. Dia menggelontorkan anggaran untuk Bantuan Operasioanal Sekolah
Daerah (BOS Daerah) lebih dari 18 Milyar yang diperuntukan bagi anak-anak kelas IX SMP agar bisa melanjutkan ke jenjang SLTA. Termasuk juga pemberian Kartu Brebes Cerdas (KBC) bagi keluarga yang kurang mampu. “Saya tidak ingin masyarakat Brebes tertinggal pendidikannya, minimal harus lulus pendidikan 12 tahun,” kata Idza.
Daerah (BOS Daerah) lebih dari 18 Milyar yang diperuntukan bagi anak-anak kelas IX SMP agar bisa melanjutkan ke jenjang SLTA. Termasuk juga pemberian Kartu Brebes Cerdas (KBC) bagi keluarga yang kurang mampu. “Saya tidak ingin masyarakat Brebes tertinggal pendidikannya, minimal harus lulus pendidikan 12 tahun,” kata Idza.
Idza juga
berprinsip dalam menjalani hidup, dihiasi dengan kebaikan mulai dari diri
sendiri. “Apa yang kita lakukan, semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT
lewat tangan-tangan keikhlasan kita,” ungkapnya.
Yang berbeda
dengan Bupati sebelumnya, dia memprioritaskan pembangunan infrastruktur hingga
mencapai 90 persen. Gang-gang desa sudah banyak yang tidak lagi becek sehingga
memperlancar roda ekonomi kerakyatan. “Sejak awal, Infrastruktur kami genjot
dengan anggaran yang tidak sedikit,” paparnya.
Penggemar olah raga ini, mempunyai moto hidup bahwa ia ingin
lebih banyak bermanfaat bagi masyarakat. Ini sudah dilalului dari mulai menikah
dengan kompol Warsidin hingga menjadi pengurus dan anggota Bhayangkari saat
sang suami menjabat Kapolsek dulu, serta sebagai seorang direktur dalam
perusahaan keluarga.
Ia selalu punya harapan. Kalau punya niat harus punya tekad
yang kuat. Tekad kuat tersebut tumbuh dari hati dan di-support
lingkungan keluarga. Telah terbukti, Idza Priyanti, adalah Kartini Brebes masa
kini. Selamat Hari Kartini ke-137 tahun 2016. (wsd/topfm)
0 comments:
Posting Komentar