Live Radio Streaming
Desa Siaga Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (KIBBL), menjadi cara menekan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Brebes. Dengan KIBBL, diharapkan dapat menggerakan seluruh stakeholder desa agar mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kegawatdaruratan kesehatan ibu hamil, ibu nifas, dan bayi baru lahir. Mereka dihadapi secara kolektif, kolaboratif dan terbuka, sehingga derajat kesehatan masyarakat Brebes meningkat.
Demikian disampaikan Wakil Bupati Brebes Narjo SH MH saat membuka Sosialisasi Desa Siaga KIBBL di Hotel Anggraeni Jatibarang, Brebes, Senin (6/6).
“Masyarakat dan Pemerintah Desa (Pemdes) harus mensiagakan seluruh sumber daya dan kemampuannya untuk kesehatan ibu dan bayi,” ucap Narjo.
Narjo mengatakan upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu dan bayi baru lahir, telah menjadi prioritas utama dari pemerintah. AKI dan AKB merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga mengindikasikan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan, dan pengetahuan masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan.
Bila hal tersebut tidak terus diperhatikan dan ditangani dengan serius, maka AKI dan AKB di Kabupaten Brebes bisa bertambah terus. Untuk itu, perlu dilakukan upaya penanganan serentak dan komperehensif dari semua pihak dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir.
Desa siaga KIBBL menjadi kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Sehingga dilaksanakan atas dasar kemampuan dan kemauan masyarakat, atau dengan kata lain, keberadaan desa siaga KIBBL berperan strategis dalam mempercepat terwujudnya masyarakat desa yang peduli, tanggap dan mampu mengenali, mencegah serta mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
Narjo berharap desa siaga KIBBL bisa menjadi wadah bagi masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan berbagai program kesehatan, khususnya untuk menangani ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir. Maka dari itu, kesiagaan masyarakat sangat perlu didorong dengan memberi informasi yang akurat dan cepat tentang situasi dan masalah-masalah yang mereka hadapi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Inneke Tri Sulistyowati SKM Mkes melaporkan, hingga kini di Kabupaten Brebes hingga Juni 2022 sudah ada 23 kasus kematian ibu melahirkan. Penyebab terbanyak, karena preklamsi dan perdarahan. Sehingga ini perlu mendapat perhatian agar sedih mungkin faktor risiko ini bisa di ketahui dan dicegah.
”Langkah pendampingan, pemantauan dari seluruh warga masyarakat agar berperan aktif memberikan perhatian terhadap ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas,” ajak Inneke.
Kata Inneke, kesehatan ibu bayi baru lahir ini menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama. Dengan sosialisasi, diharapkan ada output dari peserta bisa mengerti, memahami dan menerapkan atau implementasi dari Desa siaga KIBBL.
Agar dilakukan juga survei penguatan-penguatan kapasitas, pemetaan dan pendataan terkait dengan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas yang ada di wilayahnya.
Kemudian dilakukan pendampingan, penganggaran APBDes. Bila tahun 2023 belum dianggarkan, maka diharapkan di anggaran perubahan bisa diakomodir dan nantinya di 2023 juga bisa ada Anggaran Desa untuk mendukungnya.
Turut hadir acara tersebut Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi dan Pembangunan M Furqon, Kepala DP3KB dr Sri Gunadi Parwoko, Camat, Forkopimcam, Kepala Desa, anggota PKK desa dan Kader Posyandu.
Penulis: Agus Awaludin
Editor: Wasdiun
0 comments:
Posting Komentar